Menjunjung Nilai Pancasila dalam Spirit Kenabian

November 19, 2020

Jakarta - Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Prof. Dr. Komaruddin Hidayat menyampaikan ceramah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H tingkat kenegaraan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI pada Kamis, 29 Oktober 2020 lalu. Acara yang digelar dari Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Jalan MH Thamrin Jakarta dan disiarkan secara langsung oleh TVRI, RRI, dan sosial media Kemenag RI, itu dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, para menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga tinggi negara, duta besar negara sahabat dan pimpinan ormas Islam.

Dalam ceramahnya, Komaruddin menyampaikan bagaimana misi kerasulan diaplikasikan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, nilai yang terkandung dalam Pancasila harus berafiliasi dengan misi kerasulan. “Hidup berbangsa dan bernegara adalah ketika kita merumuskan kebijakan publik dengan kesadaran bahwa semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan,” ungkapnya.

Menurut Komaruddin, sila ketuhanan dan peri kemanusiaan saling berkaitan. Jika kedua sila tersebut dihayati dan dijalankan maka akan membuahkan kerukunan, perdamaian dan persatuan di antaraumat manusia. Sementara itu sila ketiga Persatuan Indonesia, tegasnya, terkait erat dengan kasih dan perbuatan saling menghargai sesama makhluk Tuhan. Dengan prinsip tersebut warga Indonesia dapat bermusyawarah dengan hikmat dan bijaksana untuk memajukan bangsa dan negara, menundukkan ego serta kepentingan pribadi atau golongan, demi menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Konsep keadilan dalam sila ke-lima menjadi penutup dalam ceramah yang bertema Spirit Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan tersebut. Pada poin ini Komaruddin menyampaikan bahwa Al-Qur’an mengingatkan betapa beratnya bersikap adil terutama bagi para pemimpin yang mengemban tugas utama menegakkan keadilan. Sebab, menegakkan keadilan berarti membela dan memperjuangkan hak bagi yang memilikinya. Konsep keadilan berkaitan dengan tegaknya prinsip keseimbangan, baik dalam jagat semesta maupun dalam kehidupan sosial. “Ketika prinsip keseimbangan dan fairness kuat maka kehidupan akan kokoh,” pungkasnya.

Sementara itu, Presiden Jokowi dalam amanatnya yang ditayangkan secara virtual mengajak rakyat Indonesia untuk terus meningkatkan semangat ukhuwah atau persaudaraan. “Pandemi ini tidak bisa dihadapi secara individual, tapi mari kita berikhtiar bersama dengan semangat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah. Kita bersyukur bahwa selama berapa bulan kita dihadapkan dan menyaksikan bagaimana masyarakat yang tulus saling membantu dengan ikhlas,” kata Presiden Jokowi.

Presiden juga mengutip sabda Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa barangsiapa yang melepaskan kesusahan-kesusahan saudaranya, maka akan dilepaskan kesusahan dirinya pada hari kiamat. Ditambahkan oleh Presiden bahwa semua unsur masyarakat, organisasi keumatan seperti NU, Muhammadiyah dan ormas lainnya membantu negara demi kemanusiaan tanpa memandang perbedaan.

Dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tingkat Kenegaraan yang diawali dengan pembacaan Maulid Al-Habsyi (Simthud Durar) dari grup Hadrah Al-Fajar itu juga dilakukan acara penyerahan bantuan secara simbolis kepada 150 anak yatim piatu oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kamaruddin Amin. Bantuan diterima oleh 10 perwakilan anak yatim piatu dari Yayasan Wihdatul Muslimah Jakarta.***

 

Penulis: Sururoh Tullah Adedoin Uthman

Editor: Ahmad Gaus AF